Sabtu, Juni 20, 2009

Bab 1 dan bab 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pemilu legislatif yang telah berlangsung pada April 2009 yang lalu memiliki banyak kekuarangan dari berbagai aspek dalam segi fungsi struktural maupun dalam fungsi pengolahan data atau IT.
Dalam proses penginputan data dari KPUD setempat yang seharusnya berjalan cepat karena kemudahan teknologi dan informasi masih dirasakan sangat lambat dibandingkan dengan proses pemilihan umum 2004 lalu.
Pusat Tabulasi Nasional yang dimiliki oleh KPU untuk mengorganisir suara komulatif dari rangkaian proses panjang hasil kerja KPU dalam proses pemilihan yang dilakukan pada tanggal 9 April 200 dalam pengimplementasian di lapangan sangat jauh dari yang diharapkan. Terbukti setelah proses H–1 penyelenggaraan pemilu legislative Pusat Tabulasi Nasional hanya mencapai limit 1 % dan mencapai limit sempurnanya yaitu 100% di butuhkan waktu yang relative cukup lama untuk mengetahui jumlah perolehan suara legislative.
IT KPU yang di bandrol dengan harga yang tidak sedikit itu pun menurut para penggagas dan pemenang tender tersebut banyak manuai kekurangan . menurut banyak pihak bahwa sistem IT KPU ini tanpa cacat dan banyak yang menjamin bahwa sistem ini anti Hacker .
Namun ternyata ada yang meragukan akurasi sistem IT ini. Penggunaan Intelligent Character Recognition (ICR) untuk memindai hasil suara yang ditulis dalam bentuk manual dan kemudian diubah menjadi digital, masih sering tidak akurat. Data-data rekapitulasi dari daerah yang berupa manual kemudian di sacan, hasilnya berupa format gambar kemudian dipindai dalam bentuk angka dan huruf. Sering terjadi permasalan dalam pemindaian, angka 7 akan ditafsirkan menjadi angka 1, angka 6 bisa ditafsirkan menjadi angak 5 atau 0. Untuk huruf b bisa ditafsirkan menjadi angka 6 dan huruf a. Maka perlu adanya validasi untuk sistem ini.
Baik buruk suatu sistem IT KPU ini menarik perhatian kami berdasar dari itu kami ingin lebih mengetahui bagaimana sebenarnya proses tabulasi dan pengumpulan suara dan data yang diterima oleh setiap KPU di seluruh Indonesia.


1.2 Identifikasi Masalah
1. Perangkat apa yang dipakai dalam pemilu 2009?
2. Bagaimana proses pengiriman data KPU?
3. Perbandingan antara sistem IT 2004 dan sistem IT 2009?
4. Perbandingan perhitungan KPU dengan perhitungan Survei di Indonesia
5. Kelebihan dan kekurangan sistem IT KPU?


1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana tata cara mekanisme IT KPU 2009.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara distribusi suara KPU
3. Untuk mengetahui keunggulan dan kelebihan yang ada dalam proses IT KPU


1.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh kelompok kami adalah dengan menggunakan metode wawancara langsung ke KPU Provinsi Jawa Barat dan mengambil berbagai artikel mengenai pembahasan kami mengenai IT KPU yang dikhususkan dalam bagaimana proses dan kinerja dalam pemilu 2009.





BAB II
LANDASAN TEORETIS

2.1 Data
Data merupakan kumpulan dari fakta. Data meupukan bentuk jamak dari datum (Latin), yang memiliki arti sesuatu yang diberikan.
Dalam aplikasi ilmiah, fakta dikumpulkan menjadi data. Data kemudian diolah sedemikian rupa sehingga dapat diutarakan dengan jelas dan tepat kepada pihak lain. Data yang diolah tersebut dinamakan informasi. Informasi bisa diutarakan kepada pihak lain atau dipakai oleh diri sendiri untuk mengambil sebuah keputusan.

2.1.1 Siklus Pengolahan Data






Dalam siklus pengolahan data, input didapatkan melalui fakta-fakta yang ada, lalu diproses sedemikian rupa. Dalam proses pengolahan data inilah, data dapat disimpan dalam storage. Setelah proses pengolahan data dengan suatu penambahan dan modifikasi, output didapat dalam bentuk informasi.
2.1.2 Siklus Pengolahan Data yang Dikembangkan






Dalam siklus pengolahan data yang dikembangkan, proses pengolahan data tidak hanya mencakup input, processing, dan output saja. Namun, adanya proses origination sebelum didapatkannya input, serta distribution setelah didapatkan output.
Origination merupakan pencatatan-pencatatan fakta-fakta yang terjadi. Setelah itu, input didapat dan diproses sedemikian rupa dalam tahap processing. Seperti biasa, pada tahap processing dapat dilakukan penyimpanan dalam storage. Setelah proses pengolahan data dengan suatu penambahan dan modifikasi, output didapat dalam bentuk informasi yang pada akhirnya disebarluaskan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengambil keputusan. Informasi yang telah didapatkan oleh pihak-pihak tertentu, nantinya bisa menjadi input bagi proses pengolahan data selanjutnya.

2.2 Statistika
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data.
Istilah 'statistika' berbeda dengan 'statistik'. Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedangkan statistik merupakan data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.
Ada dua macam aplikasi statistika, yaitu statistika deskriptif dan statistika induktif,
• Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti rata-rata suatu nilai, variasi data, dan sebagainya.
• Statistika Induktif
Statistika induktif berusaha membuat inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu sampel. Tindakan inferensi tersebut misalnya melakukan perkiraan, peramalan, pengambilan keputusan, dan sebagainya.





2.3 Scanner
Scanner merupakan suatu alat yang digunakan untuk memindai suatu bentuk maupun sifat benda, seperti dokumen, foto, dan lain-lain. Hasil pemindaian itu pada umumnya akan ditransformasikan ke dalam komputer sebagai data digital. Terdapat beberapa jenis scanner, antara lain scanner gambar / dokumen dan Optical Mark Reader.
Scanner terdiri atas 2 jenis :
1. Flatbed
Pada scanner gambar Flatbed, kertas diletakkan di atas kaca scanner, kemudian lampu dan sensor scanner akan bergerak menyusuri kertas tersebut untuk memperoleh gambarnya.
2. Automatic Document Feeder (ADF)
Pada scanner gambar Automatic Document Feeder (ADF), kertas diletakkan pada baki / tray, lalu satu per satu kertas akan dimasukkan oleh bagian mekanik scanner dengan adanya pad assy dan roller. Pada saat kertas bergerak di atas lampu scanner, sensor akan bekerja untuk memperoleh gambar yang merepresentasikan kertas tersebut. Keunggulan scanner Automatic Document Feeder (ADF) adalah:
• kecepatannya tinggi, dapat mencapai > 10.000 lembar per jam
• dapat membaca dua sisi kertas sekaligus pada saat yang bersamaan
• dengan imprinter, scanner dapat memberikan tanda pada lembaran yang telah dipindai
• sangat tepat dipasangkan dengan perangkat lunak berteknologi Digital Mark Reader serta untuk pengarsipan dan manajemen dokumen